| Ilustrasi AI |
Kritik Fenomena Konten Pamer Privasi: Ketika Isi Kamar dan Kemesraan Suami Istri Dijadikan Tontonan
Konten Digital yang Makin Tak Punya Batas
Di era digital, batas antara privasi dan publik kian kabur. Banyak kreator konten merasa perlu menayangkan bagian paling personal dari kehidupan mereka — mulai dari isi kamar, isi dapur, hingga kebersamaan intim bersama pasangan.
Sayangnya, bukan inspirasi yang muncul, melainkan eksploitasi kehidupan pribadi demi tayangan. Hal ini menjadi perhatian karena konten seperti ini justru mendorong normalisasi pelanggaran batas pribadi yang dulunya dijaga erat.
Pamer Kemesraan Suami Istri: Ekspresi Cinta atau Eksibisionisme?
Saat ini tak jarang pasangan suami istri secara terbuka membagikan aktivitas yang sangat privat, seperti rekaman bangun tidur bersama, pelukan di tempat tidur, bahkan obrolan yang semestinya sangat personal.
Tren ini mengundang banyak pertanyaan: apakah benar ini bagian dari transparansi hubungan, atau sekadar cara instan mendapatkan engagement di media sosial?
Psikolog Bicara: “Itu Bukan Cinta, Itu Butuh Validasi”
Psikolog klinis Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., menyebutkan bahwa perilaku pamer berlebihan di media sosial bisa menunjukkan self-esteem yang tidak stabil. “Ada kecenderungan ingin mendapat pengakuan eksternal untuk hal-hal yang semestinya cukup diketahui diri sendiri,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pasangan yang terlalu banyak membagikan kemesraan di publik, berisiko menciptakan hubungan yang rapuh karena bergantung pada reaksi orang lain.
Konten Harus Punya Batas & Nilai
Kreativitas bukan berarti harus menanggalkan logika. Ketika semua hal bisa jadi konten — bahkan yang tidak masuk akal — maka kita kehilangan kualitas dan makna dari dunia digital itu sendiri.
Saatnya kembali bertanya: kontenmu mengedukasi, menginspirasi, atau hanya memamerkan?