Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Fenomena "Rojali" dan "Rohana" Kian Marak: Rombongan Cuma Tanya, Pedagang Merana!

05 Agustus 2025 | 12:56 WIB Last Updated 2025-08-23T06:56:47Z

Ilustrasi AI 


Di tengah menurunnya daya beli masyarakat, muncul fenomena sosial yang kini ramai dibicarakan di media sosial dan kalangan pelaku usaha ritel: “Rojali” (Rombongan Jarang Beli) dan “Rohana” (Rombongan Hanya Nanya). Mereka datang berkelompok ke pusat perbelanjaan hanya untuk melihat-lihat, mencoba, dan bertanya-tanya tanpa melakukan pembelian. Setelah puas, mereka pun pergi begitu saja.

Fenomena ini bukan hal baru. Pedagang pasar tradisional sudah akrab dengan perilaku serupa. Namun, meningkatnya frekuensi dan intensitasnya belakangan ini membuat banyak pihak mulai resah. Apalagi, tren ini sering terlihat di akhir pekan atau musim liburan, ketika pusat belanja ramai pengunjung.


Apa Penyebabnya?

  • Daya beli masyarakat menurun. Harga kebutuhan pokok yang terus naik membuat konsumen lebih selektif dalam membelanjakan uangnya.
  • Perbandingan harga dengan toko online. Banyak pengunjung hanya ingin mencoba ukuran dan mengetahui bahan, lalu mencari versi lebih murah di marketplace.
  • Pengaruh konten media sosial. Tren ‘cuci mata’ dan window shopping ramai dibagikan oleh influencer, sehingga ikut memengaruhi kebiasaan belanja.

Respon Pedagang: Antara Maklum dan Frustrasi

Pedagang tetap melayani dengan ramah, tapi tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa saat pengunjung hanya mencoba tanpa membeli. Salah satu pedagang di pusat grosir Tanah Abang mengungkapkan, “Kadang nanya banyak, coba ukuran, bikin antre, tapi nggak beli. Kami maklum, tapi lama-lama capek juga.”

Pedagang pasar harus pintar-pintar menyikapi situasi ini, karena jika dibiarkan bisa berdampak negatif pada semangat berdagang dan efisiensi waktu mereka.


Dampak Jangka Panjang

  • Menurunnya produktivitas karena terlalu banyak melayani tanpa hasil.
  • Risiko berkurangnya loyalitas pelanggan yang serius berbelanja.
  • Pedagang mulai berpikir untuk menerapkan kebijakan baru, seperti hanya melayani fitting untuk pembeli serius atau mengarahkan ke sistem pre-order.

Solusi dan Peluang

Fenomena ini juga bisa menjadi momentum untuk beradaptasi:

  • Tingkatkan pengalaman belanja langsung agar tidak tergantikan oleh belanja online.
  • Berikan diskon eksklusif untuk pembelian saat itu juga.
  • Kombinasikan strategi offline dan online agar tetap menjangkau berbagai tipe pelanggan.

Jika Anda seorang pedagang:

  • Optimalkan kehadiran Anda di media sosial.
  • Tawarkan layanan tambahan yang tidak bisa didapat dari belanja online.
  • Bangun koneksi emosional dengan pelanggan agar mereka lebih memilih Anda.

Pernah jadi “Rojali” atau “Rohana”? Atau Anda seorang pedagang yang sering menghadapi mereka? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!